3. Ideas for Creative Learning

Dengan semakin banyaknya milenials di dunia pekerjaan maka departemen learning & development dituntut untuk lebih kreatif dan menyesuaikan metode pembelajaran, contohnya:

a. Melibatkan digital technology dalam pembelajaran

Proses pembelajaran bisa dilakukan dengan metode Face to Face Classroom, Virtual Classroom/E-learning, Coaching & Mentoring, Collaboration/Community/Knowledge Management, Self-Paced Web based courses, Social Learning (books, videos, blogs), Job aids/Performance Support Tools.

Saat ini MOOC menjadi trend pembelajaran online. Sayangnya walaupun ilmu yang disediakan berlimpah, ternyata hanya 1% dari total jumlah peserta yang benar-benar menyelesaikan pembelajaran. Ini yang sering terjadi di e-learning. Kebanyakan audience sering dipersiapkan secara kurang tepat, misalnya: mereka melihat e-learning materinya menarik, kemudian dia mengatakan “oh ternyata begitu toh harusnya”,  “Do this…”, “Wait, no ….. have to do this!” kemudian “….. huh, saya bingung ………”, “ah sudahlah saya balik lagi ke yang saya tahu dan sudah saya jalankan selama ini”. Hal ini menunjukkan bahwa human interaction masih sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan dampak dari pembelajaran.

Bukan berarti e-learning tidak berhasil. E-learning banyak berhasil diimplementasikan untuk pembelajaran yang sifatnya technical skills, product knowledge, dan sejenisnya. Sedangkan untuk soft skills masih diperlukan face-to-face interaction yang bisa dikombinasikan dengan online interaction.

b. Promosikan program pembelajaran dan pengembangan dengan metode marketing yang  menarik bagi para millenials

c. Terapkan pendekatan employee experience dalam learning delivery

Contohnya seperti yang dilakukan Adidas dengan membuat “Learning Pop-Up Kits”. Salah satunya adalah “juggling balls” yang melambangkan kebutuhan karyawan Adidas untuk men-juggle berbagai prioritas termasuk pembelajaran dalam keseharian mereka.

Contoh lain adalah program orientasi karyawan baru yang disesuaikan dengan para milenials. Dilakukan dengan mengkombinasikan self-paced online orientation program, virtual learning, digital buddy systems, new hire wikis, training key competencies, presentation to management, dan project assignment.

d. Sediakan learning content yang menarik

Selain dari program yang standard seperti Leadership/Managerial/Supervisory, Communication, Profession/Industry Specific, Mandatory and Compliance, dan sebagainya. Saat ini program yang banyak diminati adalah yang berkaitan dengan Productivity dan Engagement seperti happiness, well-being, growth, women at work, stress free productivity dan lain sebagainya. Selain itu thinking skills seperti analytical skills serta creativity & innovation juga memegang peranan penting untuk menjawab kebutuhan organisasi di masa depan. Kita juga bisa mengacu pada 21st Century Skill yang banyak diterapkan di dunia pendidikan secara global.

Pin It on Pinterest

Share This