Perubahan cepat dalam bisnis sedang berlangsung dan kita berada di dalamnya. Bukan sebagai penonton melainkan pemeran, dari yang utama sampai figuran. Mengutip salah satu lagu grup Rock Legenda Indonesia, yaitu Godbless, “Dunia ini panggung Sandiwara”. Ya benar sekali, sandiwara besar dalam berbagai skenario cerita yang kita alami di profesi masing-masing. Bagaimana agar kita sukses memainkan peran kita di atas panggung? Dengan penjiwaan peran, ekspresi yang menggugah dan rasa yang menyentuh hati penonton. Intinya, semua tidak muncul otomatis. Aktor yang hebat harus melalui tempaan dan latihan berat. Diasah sedemikian rupa hingga polapikirnya terbentuk, menjadi kebiasaan dan akhirnya membentuk karakter.
Apa hubungannya dengan AGILE? Agile saat ini sudah menjadi sebuah konsep cerita di hampir semua perusahaan dan sudah didengungkan jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Sampai saat ini pun, mindset dan karakter AGILE harus dimiliki oleh semua pekerja tak pandang jabatan, mulai dari Direktur hingga karyawan lapisan paling bawah. Pribadi yang tangkas, respon cepat, mampu melihat situasi masalah dan mencari solusinya dengan kreatif dan inovatif menjadi tuntutan di zaman sekarang.
Pertanyaannya, lebih dari satu dekade agile mindset diperkenalkan, apakah berarti kita sudah agile? Belum tentu, tergantung. Agile merupakan pola pikir dan harus menjadi kebiasaan (habit), bukan hanya sekedar kampanye budaya perusahaan saja. Mari kita lihat agile berdasar perspektif kata sifat yang berujung tindakan dan kebiasaan. James Clear, penulis buku Atomic Habit mengatakan bahwa Identitas seseorang dilihat dari kebiasaan yang dimiliki. Seorang Atlit mempunyai kebiasaan bangun pagi dan berlatih 5-7 jam perhari. Seorang pengusaha memiliki kebiasaan membaca artikel tren bisnis terkini. Nah, demikian juga identitas Agile, tercermin dari kebiasaannya. Untuk memudahkan mengingat, kita gunakan 5 huruf yang ada di AGILE (Adaptive, Goal oriented, Innovative, Learning to Lead dan Energetic).
ADAPTIVE
Adaptive berarti mampu dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang berubah. Apa kebiasaan-kebiasaan kecil namun berdampak yang bisa kita lakukan di keseharian?
- On Time. Datang tepat waktu, bahkan 15-30 menit sebelum meeting/acara dimulai. Hal ini menggambarkan tingkat komitmen dan keseriusan kita terhadap sesuatu.
- Fast Response, komunikatif. Selalu siap dengan pertanyaan dan jawaban, menjadi inisiator yang memulai sesuatu (yang positif tentunya).
- Welcome Change, mempelajari perubahan dan berikan nilai peran kita terhadap perubahan tersebut. Bisa latihan dengan melakukan observasi kecil, lihat di sekitar rumah atau tempat kerja, hal apa yang berubah lalu beri respon positif untuk menerima dan belajar. Contoh; klien meminta laporan acara setelah 2 hari, SLA nya 3-5 hari, respon kita adalah meeting koordinasi dengan divisi internal terkait, bicarakan kemungkinan yang ada, dan lakukan action.
GOAL ORIENTED
Tentukan gol yang ingin dicapai, Rencanakan aktivitas penunjang yang terukur dan berikan komitmen dalam pelaksanaannya. Buatlah gol tahunan, perkecil ke dalam gol bulanan, mingguan sampai gol harian. Habit sehari-hari apa yang bisa dibentuk?
- To-do-list. Buatlah to-do-list sehari sebelumnya. Tuliskan dalam secarik kertas atau gunakan tools digital di devicemu.
- Focus One at the Time. Mengerjakan satu hal dalam satu waktu. Gunakan alat bantu timer seperti Podomoro Timer yang ada di internet. Fokus kerja per 25 menit, dan break 5-15 menit. Lakukan pengulangan, hingga kerjaan tuntas.
- Create Content. Dokumentasikan segala pencapaian dalam bentuk tulisan/jurnal, audio dan video. Percaya, hal ini bisa membuat motivasi diri untuk tetap semangat dan lakukan lebih baik.
INNOVATIVE
Suatu inovasi selalu dihubungkan dengan kreativitas, dan karena inovasi ‘keharusan’ yang dimiliki oleh pekerja, maka tidak ada lagi alasan untuk tidak bisa mengerjakan sebuah proyek hanya karena kreatif bukan bakat Anda. Kreativitas dapat dipacu dengan memaksakan diri kita untuk belajar dan membiarkan kita untuk melakukan kesalahan dalam menciptakan hal baru.
- Observation. Sediakan waktu setiap hari untuk melihat sekitar, hal-hal apa yang bisa dilakukan perbaikan.
- Use Imagination. Imajinasikan ide-ide kamu. Kalau tidak muncul juga, cari inspirasi di Youtube, Chat-GPT, atau sumber apapun dan dimanapun itu untuk jadi bahan diskusi.
- Brainstorming. Ajak teman, keluarga, rekan kerja untuk sesi brainstorming.
- Visualization. Visualisasikan dalam gambar, mind-map dan sejenisnya.
- Present to Others. Presentasikan kepada orang lain untuk menguji teori yang tersusun.
- Ask a Feedback. Tanyakan pendapat, dan terima segala masukan orang lain.
- Do it. Realisasikan ide kamu, evaluasi dan lakukan perbaikan.
LOVE TO LEARN
Katie Anderson, seorang learning enthusiast dan penulis buku “Learning to lead, Leading to learn”, mempunyai moto hidup yang menjadi inspirasi banyak orang. Dan dia mengatakan:
“Because I believe that if people stay in learning, anything is possible.”
Jika dipikir-pikir, benar juga. Segala penemuan manusia dari dulu sampai saat ini adalah akibat dari rasa ingin tahu untuk membuat hidup lebih baik dari sebelumnya. Kemauan untuk belajar hal barulah yang membuat kita memiliki nilai tinggi di mata seseorang. Semua profesi, apapun itu, memerlukan semangat belajar untuk dapat memiliki kebijaksanaan saat memimpin diri sendiri, tim dan klien kita.
Lakukan berikut ini:
- Read books. Masukan ke to-do-list harian, “Saya akan membaca buku 1 jam per hari.”, gunakan pomodoro timer.
- Saving. Mengurangi pembelian kopi dan minuman atau makanan ‘kekinian’, dan belajar membuat sendiri di rumah akan jauh lebih hemat. Gunakan sisa uangnya untuk membeli buku atau buku digital.
- Rewrite. Tulislah ringkasan buku yang telah selesai Anda baca.
- Build Community. Bentuk komunitas kecil untuk wadah berbagi mengenai buku yang baru dibaca dan lakukan teach-back.
ENERGETIC
Tony Robbins mengatakan, “Motion create Emotion”. Gerakan tubuh (gestur) kita dapat menciptakan emosi perasaan yang ingin kita berikan kepada lingkungan sekitar. Kita bisa melihat seseorang yang positif dan penuh semangat mulai dari mimik wajah, gerakan tangan saat berbicara, cara berjalan yang tegap dan cepat. Pribadi agile yang penuh dinamika dan kecepatan tinggi ini membutuhkan energi yang besar agar tidak drop, burn-out dan jatuh sakit, jadi dibutuhkan strategi khusus agar kesehatan tetap terjaga.
- Consume Healthy Foods. Konsumsi makanan sehat. Kalau pesan orang tua, makanlah sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang. “4 Sehat 5 Sempurna” sudah sangat pas untuk keseimbangan gizi.
- Life Balance. Hidup teratur, tidur cukup dan rajin olahraga. Luangkan waktu 15-30 menit cardio workout tidak akan membuat kita kelelahan, imbangi dengan pengaturan nafas dan meditasi.
- Practice Gesture. Belilah cermin setinggi badan Anda, dan lakukan latihan gerakan tangan saat berbicara. Perhatikan juga posisi berdiri tegak dan latih mimik wajah ramah dan senyum semangat Anda.
Contoh kebiasaan di atas hanya sebagian kecil saja, namun apabila kita konsisten melakukannya setiap hari, pasti hasilnya akan memuaskan. Ingat 1% better everyday, perbaikan kecil yang positif tapi berkelanjutan, lebih baik daripada perubahan besar namun berhenti di tengah jalan. Keep being Agile!
A. Oky Andrianto
SVP Learning & Development, PT NBO Indonesia