By Susan Hartawan
Jakarta, 12 March 2018
Berkecimpung lebih dari 15 tahun di dunia pengembangan sumber daya manusia memberikan perspektif baru bagi saya terhadap bagaimana individu berkomunikasi. Organisasi yang fokus pada kemampuan karyawannya untuk berpikir, berbicara dan bertindak secara asertif ternyata mampu menaikkan nilai dan pertumbuhan dari bisnisnya.
Minggu lalu saya berbicara dengan Direktur perusahaan properti yang sedang maju pesat dan beliau mengatakan kepada saya: “walaupun dunia sedang mengalami disrupsi, namun yang namanya gaya berjualan Jaman NOW tetap harus assertive dan influencing. Gaya berjualan yang agresif sudah ditinggalkan, Karena itu adalah gaya lama”.
Asertif (tegas) tidak hanya dijadikan sebagai istilah di dunia Sales saja. Namun, banyak perusahaan multinasional yang menginginkan karyawannya mulai dari jajaran eksekutif, marketing hingga back-office untuk dapat memiliki kompetensi untuk berkomunikasi secara terbuka, dapat menghargai diri sendiri dan orang lain, dan mampu menyatakan pendapat pribadi tanpa harus mengorbankan orang lain.
Salah satu perusahaan perbankan besar di Indonesia dikenal sebagai perusahaan yang mengedepankan sikap asertif bagi karyawannya. Hal itu sudah menjadi budaya dari gaya berkomunikasi antarkaryawan dan membuat banyak profesional di dunia perbankan menyukai sikap tersebut. Para karyawannya dari awal sudah diberikan pengarahan mengenai Assertive & Influencing skills ini. Dengan adanya budaya ini, seluruh karyawan diharapkan dapat lebih terbuka, cepat dan mampu mengungkapkan pendapat pribadi secara lugas dan tegas tanpa harus menyinggung perasaan orang lain. Keuntungan lain dari berkomunikasi secara asertif dalam sebuah organisasi adalah proses penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dalam tim dapat lebih lancar karena setiap orang dapat mengemukakan gagasannya dengan lugas dan dapat langsung mendapat masukan dari orang lain secara profesional (no baper).
“The way we communicate with others and with ourselves ultimately determines the quality of our lives.” – Tony Robbins
Dalam teori ilmu assertiveness, kita mengenal ada 3 cara komunikasi yaitu agresif, pasif dan asertif. Kata asertif sering dikatakan tegas dalam Bahasa Indonesia, tetapi sebetulnya asertif punya arti yang lebih luas dari sekedar tegas.
Seseorang yang asertif artinya ia mempunyai keberanian untuk berpendapat, mampu mempertahankan apa yang dia percaya ‘benar’ dan tahu bagaimana mengatakan ‘tidak’ dengan cara yang tepat tanpa menyinggung perasaan orang lain. Orang yang asertif adalah orang yang memiliki kepercayaan diri dan dapat mengungkapkan apa yang dia pikirkan dengan cara yang positif sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.
Assertiveness is Your Ability to Act in Harmony with your Self-Esteem without Hurting Others
Berikut ini adalah 7 tips bagaimana menjadi Assertive di dunia kerja:
- Berlatih PERCAYA DIRI (practice your confidence)
- Menjadi PENDENGAR yang baik (be an attentive listener)
- Memiliki INISIATIF (have initiative)
- Mampu mengatakan TIDAK jika diperlukan (able to say NO when you need to)
- Mau menerima TANTANGAN dalam hidup (willing to accept challenge)
- Dapat DIANDALKAN (take charge = credible)
- Berani ambil KEPUTUSAN (dare to make decision)
Gunakanlah metode asertif 7 tips di atas dalam gaya berkomunikasi Anda sehari-hari, “Be positive, be confident and get what you want”. Sukses untuk Anda dan kita semua..
You must be logged in to post a comment.