Agile, adalah sebuah kata yang populer dan belakangan ini sering kita dengar pembahasannya di dunia kerja. Jika diterjemahkan secara bebas dapat diartikan menjadi tangkas dan sigap. Lantas apa maksud dari metode Agile dalam konteks bisnis? Metodologi Agile didasari oleh komitmen untuk meningkatkan kualitas untuk pelanggan, dan menciptakan suasana kerja yang lebih nyaman di kantor. Untuk menjawab komitmen ini, maka jawabannya adalah sebuah sistem yang dinamis dan proaktif.
Sejarahnya, di tahun 2000-an Metode Agile Development merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam konferensi kecil, beranggotakan 17 orang berkomitmen bahwa mereka dapat meningkatkan kualitas hasil kerja untuk pelanggan dan menciptakan suasana kerja yang lebih baik dibanding saat itu, yang mereka sebut Agile Manifesto. Sistem baru ini sukses dalam membuat perubahan, kemudian metode ini diaplikasikan ke area bisnis lainnya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan berdasarkan kepada sistem kerja yang cepat, efektif dan efisien yang dilakukan secara bersama dan berkelanjutan.
Mengapa Agile menjadi penting? Kita tilik dari tuntutan bisnis saat ini, yaitu kemampuan untuk membuat perencanaan dan mengalokasikan dana kepada projek jangka pendek yang efektif, cepat dan berulang (Planning and Performance Management) , ‘customer based’, serta tanpa melupakan peningkatan kualitas. Untuk menerapkannya, dibutuhkan tenaga kerja yang terbuka untuk perubahan cepat (growth mindset) , mengerti perkembangan zaman, pengambil risiko, memiliki keahlian lebih dan mempunyai daya tahan menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas (Talent Strategy).
Human Capital menjadi peranan penting untuk dapat memotivasi pemimpin di setiap lini agar memiliki pola pikir Agile, sehingga nantinya mereka bisa menjadi panutan sekaligus memberikan pembinaan (coaching) kepada timnya dengan tujuan menerapkan proses metodologi Agile.
Dalam proses coaching melalui pemahaman Agile, para pemimpin bisa menerapkan:
- Goal Setting. Diskusikan gol individu yang selaras dengan gol perusahaan dan terapkan konsep OKR. Apa Objective Anda? Mengapa Anda ingin mencapai Goal tersebut? Disaat sudah ada hasil, analisa Key Result untuk mengukur keberhasilan.
- Flow Based Working. Ada beberapa alat yang bisa ditawarkan dalam pencapaian Gol. Salah satunya adalah metode SCRUM dan metode KANBAN. Objektifnya adalah membuat pekerjaan terlihat dan transparan bagi semua tim, ada batas waktu pengerjaan.
- Empirical Learning. Proses pembelajaran menurut metodologi Agile adalah setiap karyawan mendapatkan pembelajaran bukan hanya melalui training resmi, tetapi memfokuskan kepada pembelajaran informal dari semua sumber (buku, e-learning, pengalaman kerja bersama tim dan interaksi dengan pelanggan).
- Performance Management. Lakukan feedback dan debriefing secara berkesinambungan selama proses kerja berlangsung.
- Reward and Bonus. Bagi karyawan yang berhasil, jangan hanya diberi penghargaan secara materi. Social Recognition atau validasi sosial juga sangat dibutuhkan untuk menjaga motivasi dan hubungan baik yang berkelanjutan.
Apa manfaat kita menerapkan Agile dalam proses coaching? Yang pasti akan ada peningkatan produktivitas, inovasi dan kualitas kerja, menurunkan risiko kesalahan, terciptanya lingkungan kerja yang lebih nyaman, transparan, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang akan memberikan rasa puas untuk klien Anda. Rasa puas ini yang menandakan sukses atau tidaknya sebuah bisnis bukan?
So, are you ready to be Agile?
You must be logged in to post a comment.