Sering kali saat bertemu dengan calon klien yang perusahaannya tidak pernah fokus dalam pengembangan karyawan, mereka menanyakan apa manfaat dari pelatihan.  Training itu memang mahal, apalagi bila Return on Investment nya belum jelas [belum pernah di hitung]. Di sisi lain, dari sisi karyawan, training sering di rasakan sebagai beban juga. Mereka harus pergi antara 1-3 hari, membuat laporan hasil training, dan mungkin teach back. Di sisi lain, target pekerjaan tidak berkurang.

Di awal tahun 2014, Starbucks mengumumkan bahwa seluruh karyawan, termasuk karyawan paruh waktu, memperoleh penawaran untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas dengan bekerja sama dengan Arizona State University. Mereka dapat memilih jurusan yang diinginkan dan Starbucks tidak memberikan ikatan dinas.

Hal ini sangat riskan tetapi sudah di perhitungkan. Dengan menawarkan pendidikan tinggi, Starbucks mendapatkan nilai lebih sebagai perusahaan favorit untuk bekerja. Akan lebih mudah untuk Starbucks mendapatkan talent-talent yang memiliki potensi bagus, tetapi kurang memiliki kesempatan. Tentunya setelah training, akan ada sebagian karyawan yang meninggalkan perusahaan, tetapi akan juga ada yang tinggal. Dengan ataupun tanpa pelatihan, akan terjadi roda perputaran karyawan. Mereka yang tinggal akan memberikan kontribusi lebih daripada bila tidak mengalami pelatihan.

Sebagai akibatnya, secara bisnis, pada tahun 2014 Starbucks mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pertumbuhan perusahaan di atas 10% dari 2013 dan manajemen memutuskan peningkatan pembagian dividen dengan kenaikan sebesar 23% dari tahun sebelumnya. Pelatihan bukan satu-satunya faktor pertumbuhan perusahaan, tetapi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan Starbucks di masa yang akan datang. Tahun 2014, Starbucks membuka 1.599 toko baru di seluruh dunia. Tanpa tenaga manusia yang handal, akan sulit di capai.

Sebagai catatan lain, American Society for Training and Development [ASTD] juga melakukan catatan dari lebih dari 2.500 perusahaan pelatihan. Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Perusahaan dengan program training yang menyeluruh, memiliki 218% income per employee lebih tinggi daripada yang tidak memiliki program pelatihan.
  • Perusahaan menikmati 24% margin keuntungan yang lebih tinggi.
  • Para pemegang saham memiliki kenaikan 6% dari keuntungan perusahaan apabila biaya training meningkat sebesar US$ 680 per-employee.

Indonesia belum memiliki data dan pencatatan selengkap dan sebaik dari pemerintah AS. Tetapi seharusnya tidak berbeda jauh, karena subyek yang dibicarakan adalah sama, pengembangan manusianya.

NBO Indonesia memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam program pelatihan dan pengembangan dalam bidang kepemimpinan, komunikasi, budaya dan performa organisasi. Pengalaman kami bekerjasama dengan berbagai industri dan lembaga pemerintahan. Hubungi kami lebih lanjut untuk pertanyaan dan informasi.

Andry Lie
Chief Operating Officer NBO Indonesia

Pin It on Pinterest

Share This