4. Measurement for L&D & Impact

Pengukuran dampak dari L&D program juga sangat berbeda. Kalau dulu orang mengukur dengan jumlah karyawan yang mengikuti training atau berapa man-days per employee dan kepuasan terhadap program yang dilakukan. Para peserta program pun banyak yang tidak dipersiapkan dengan baik. Ketika ditanyakan apa yang diharapkan dari suatu training, responnya kebanyakan adalah; fun, banyak games, happy, santai dll. Tentunya itu tidak salah.  Memang audience Indonesia suka yang fun dan menarik tapi akibatnya banyak program yang berfokus pada aktifitas yang tidak berhubungan dengan pembelajaran dan kehilangan insight dari kebutuhan bisnisnya.

Untungnya, saat ini program L&D bisa diukur dari sudut pandang bisnis seperti efisiensi, process/quality improvement, productivity, dan sebagainya. Kalau business process menggunakan ISO, di dunia L&D ada metode standard untuk memastikan efektifitas learning and development organizations yaitu the Six Disciplines of Breakthrough Learning (6Ds). Mungkin hal ini masih awam di Indonesia, tapi pendekatan ini sudah sangat umum di dunia. Pendekatan 6Ds sendiri bertujuan untuk Turn Training & Development into Business Results. Adapun 6 Discipline tersebut adalah:

D1: Define Business Outcomes

Langkah pertama ini sangat menentukan, karena memastikan bahwa program yang diadakan berhubungan dengan business outcome yang diharapkan dari training ini.

D2: Design The Complete Experience

Langkah kedua yaitu mendesain complete training experience dari sebelum pelaksanaan, pelaksanaan, sampai dengan setelah training. Jadi bukan hanya melihat training sebagai satu event saja.

D3: Deliver for Application
D yang ke-3 menyampaikan pembelajaran yang relevan dan mudah diaplikasikan. Biasanya ADDIE approach hanya sampai di sini saja.

D4: Drive Learning Transfer

D berikutnya yaitu mendorong aplikasi dari pembelajaran dengan memberikan tools yang memastikan bahwa pengetahuan/keahlian yang baru sudah digunakan. Beberapa tools yang umum digunakan adalah format template, reminder card, follow up program dan sebagainya.

D5: Deploy Performance Support

Langkah ke-5 adalah Deploy Performance Support dimana atasan dari karyawan memegang peranan penting di tahap ini. Oleh karena itu managers’ bridge wajib dilakukan sebelum melaksanakan training.

D6: Document Results

Di D6 ini, L&D melakukan evaluasi dari program yang dilakukan. Salah satu metode pengukuran yang paling banyak dipakai adalah Kirk Patrick Model of Evaluation.

Apa uniknya 6Ds? Sangat business centric, praktis diimplementasi dan proven in practice bagi organisasi dunia.

Susanna S Hartawan,
Managing Director NBO Indonesia

Pin It on Pinterest

Share This